Myanmar adalah negara di Asia Tenggara yang memiliki bentuk geografis protruded atau prorupt, yaitu wilayah darat utamanya memanjang dengan “lengan” sempit yang menjulur ke arah selatan. Bentuk ini membuat negara seperti Myanmar dan Thailand mudah dikenali di peta. Namun, struktur geografis ini memiliki kelemahan dalam hal pengelolaan wilayah, terutama karena bentuknya yang memanjang menyulitkan distribusi dan pengawasan, serta lebih rentan terhadap ancaman dari luar.
Secara geografis, Myanmar berbatasan langsung dengan sejumlah negara dan wilayah laut. Di bagian utara dan timur laut, Myanmar berbatasan dengan Tiongkok. Di sisi timur, negara ini berbatasan dengan Laos, sedangkan bagian tenggaranya bersentuhan dengan Thailand. Di bagian selatan, Myanmar menghadap langsung ke Laut Andaman dan Teluk Benggala, yang juga membatasi sisi barat daya negara ini. Sementara itu, bagian barat Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, dan di barat laut berbatasan dengan India. Letak strategis ini menjadikan Myanmar sebagai jalur penting dalam pergerakan regional, baik dari sisi perdagangan maupun geopolitik.
Penduduk Myanmar saat ini mayoritas berasal dari ras Mongol, yang menjadi bagian penting dalam sejarah panjang negara tersebut. Berdasarkan catatan sejarah dari Britannica, salah satu peristiwa penting adalah Pertempuran Ngasaunggyan pada tahun 1277. Dalam pertempuran ini, pasukan Mongol berhasil mengalahkan kerajaan Burma yang kala itu dipimpin oleh Raja Narathihapate dari Dinasti Pagan.
Awalnya, setelah menyatukan wilayah Tiongkok, Kubilai Khan, penguasa Mongol, mengirim utusan ke kerajaan-kerajaan tetangga, termasuk Pagan, untuk menuntut pengakuan sebagai vasal Mongol. Namun, Raja Narathihapate menolak tuntutan tersebut secara tegas, bahkan membunuh utusan kedua yang dikirim oleh Kubilai Khan.
Raja Burma yang merasa percaya diri setelah menaklukkan wilayah hingga Nanzhao, kemudian memutuskan untuk menyerang balik. Ia memimpin pasukannya, lengkap dengan gajah-gajah perang, menuju Yunnan. Namun, saat tiba di Ngasaunggyan, pasukan Burma mengalami kekalahan besar di tangan Mongol. Kekalahan ini menjadi awal dari keruntuhan Dinasti Pagan.
Selanjutnya, pasukan Mongol berhasil merebut benteng-benteng perbatasan dekat Bhamo pada tahun 1283. Hal ini membuka jalan bagi Mongol untuk menguasai lembah Sungai Irrawaddy, jantung wilayah Myanmar. Pada tahun 1289, mereka menempatkan pejabat boneka di Pagan dan secara efektif mengakhiri kekuasaan Dinasti Pagan.
Dalam jurnal Blood Groups of the Burmese Population, disebutkan bahwa meskipun mayoritas penduduk Myanmar saat ini merupakan keturunan ras Mongol, terdapat juga campuran dengan ras dari India. Hal ini menunjukkan bahwa Myanmar memiliki latar belakang etnis yang cukup beragam, hasil dari interaksi sejarah yang panjang antara berbagai suku dan bangsa di kawasan tersebut.
Dengan perpaduan antara posisi geografis strategis dan sejarah yang kaya, Myanmar menjadi negara dengan karakteristik unik baik secara fisik maupun budaya. Namun, bentuk geografisnya yang protruded tetap menimbulkan tantangan tersendiri dalam aspek pengelolaan wilayah dan pertahanan.