5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Pasar Saham AS Dibuka

Kontrak berjangka saham AS menunjukkan kenaikan tipis di tengah perhatian investor terhadap perkembangan tarif dan laporan keuangan perbankan. Sementara itu, China menaikkan tarifnya terhadap AS hingga 125%. Saham JPMorgan Chase menguat dalam perdagangan pra-pasar setelah hasil keuangannya melampaui ekspektasi. Harga emas berjangka mencetak rekor baru, menandakan minat tinggi investor terhadap aset aman di tengah volatilitas pasar. Selain itu, inflasi grosir diperkirakan meningkat pada Maret, sementara sentimen konsumen diperkirakan kembali melemah. Berikut lima hal penting yang perlu diketahui investor hari ini:

1. Kontrak Berjangka Saham AS Menguat Tipis, Fokus pada Tarif dan Laporan Bank

Setelah penurunan tajam pada Kamis akibat kekhawatiran terkait tarif, indeks saham AS diperkirakan akan pulih secara perlahan. Kontrak berjangka Nasdaq naik 0,2% setelah anjlok 4,3% kemarin, sementara kontrak S&P 500 dan Dow Jones juga menunjukkan pemulihan tipis. Investor menantikan data inflasi grosir dan survei sentimen konsumen yang dijadwalkan rilis hari ini, serta laporan keuangan kuartal pertama dari bank-bank besar. Bitcoin juga menunjukkan penguatan, diperdagangkan di atas $82.500. Sementara itu, imbal hasil obligasi 10 tahun dan harga minyak berjangka relatif stabil.

2. China Naikkan Tarif Terhadap AS Hingga 125% dalam Aksi Balasan Terbaru

China mengumumkan kenaikan tarif terhadap produk-produk AS menjadi 125% pada Jumat, sehari setelah Presiden Donald Trump menyatakan akan menaikkan tarif barang-barang asal China hingga mencapai 145%. Pemerintah China menegaskan bahwa mereka tidak akan menaikkan tarif lebih lanjut, dengan alasan bahwa tingkat tarif saat ini sudah cukup untuk membuat produk AS tidak kompetitif di pasar domestik mereka. Di Eropa, indeks Stoxx 600 cenderung melemah merespons kabar ini. Pasar Asia sendiri sudah ditutup sebelum pengumuman terbaru ini; indeks Nikkei Jepang turun 3% sementara Hang Seng Hong Kong naik 1,1%.

3. JPMorgan Laporkan Hasil Di Atas Ekspektasi; Dimon Peringatkan Gejolak Ekonomi

Saham JPMorgan Chase naik sekitar 1,5% dalam perdagangan pra-pasar setelah merilis hasil keuangan yang melampaui perkiraan analis. Bank tersebut melaporkan laba per saham sebesar $5,07 dengan pendapatan $45,31 miliar. Sebelumnya, analis memperkirakan laba $4,64 per saham dan pendapatan $43,55 miliar, menurut data dari Visible Alpha. Meskipun hasilnya positif, CEO JPMorgan Jamie Dimon memperingatkan adanya “gejolak ekonomi yang cukup besar” dan menyatakan bahwa perusahaan bersiap menghadapi berbagai kemungkinan skenario ekonomi ke depan.

4. Harga Emas Cetak Rekor Baru, Investor Cari Tempat Aman

Harga emas berjangka terus melonjak, mencapai rekor baru sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakpastian pasar. Setelah naik 4% pada Kamis, harga berjangka emas naik lagi 2% pada Jumat pagi, menembus angka $3.200. Saham perusahaan tambang emas pun ikut terdongkrak. Saham Newmont, Barrick Gold, dan Kinross Gold masing-masing naik lebih dari 3%, sementara saham Gold Fields menguat hingga 4% setelah sebelumnya juga mencatatkan rekor tertinggi.

5. Inflasi Grosir Diperkirakan Naik pada Bulan Maret

Data Indeks Harga Produsen (PPI) yang akan dirilis pukul 08:30 pagi waktu setempat diperkirakan menunjukkan kenaikan inflasi grosir pada Maret. Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh The Wall Street Journal dan Dow Jones Newswires, harga grosir diperkirakan naik 0,2% dibandingkan Februari, ketika tidak ada perubahan bulanan. Investor juga akan mencermati hasil awal survei sentimen konsumen Michigan untuk April yang akan dirilis pukul 10 pagi waktu setempat. Para ekonom memperkirakan angka tersebut kembali menunjukkan penurunan sentimen masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini.